PESANTREN KARANGGEDE, PENCETAK KADER MAHASANTRI

                PESANTREN  KARANGGEDE, PENCETAK
  KADER  MAHASANTRI

oleh: Sigit Firdaus



 Tafakkur IlaAlloh (Pesantren karanggede ) jika mendengar kata pesantren, apa yang muncul di benak Sobat. mungkin mayoritas akan membayangkan sebuah tempat yang dihuni banyak orang dengan peraturan yang sangat ketat dan jadwal pengajian yang padat, selain itu juga menerapkan sikap kepesantrenan didalamnya. Sobat tidak sepenuhnya keliru. Memang mayoritas pesantren menerapkan sistem seperti itu. Terutama di pondok pesantren tradisional.
Menurut hemat saya, pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang  para siswanya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai dan memiliki asrama untuk menginap santri. Dari sekian banyak pesantren di indonesia, pernahkah sobat dengar Pesantren Karanggede? Mungkin belum pernah mendengarnya, atau bahkan baru kali ini!
oke sobat, sebelum kita lanjut ke topik yang akan kita bahas, saya akan mengulas sedikit mengenai pentingnya pesantren di era industri 4.0 seperti sekarang ini.  Di era sekarang ini pesantren menjadi ornamen penting bagi santrinya untuk mampu mendidik dan menghasilkan santri yang berkepribadian muslim dan berilmu pengetahuan yang luas, cinta kepada bangsa dan negara, sehingga santri menjalankan tugasnya sebagai pewaris perjuangan agama Islam, bangsa dan negara.
Pesantren Karanggede merupakan nama lain dari Pesantren Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama' Yogyakarta dibawah naungan Universitas Nahdlatul Ulama' Yogyakarta, yang  terletak di Jl. Bantul KM 9 karanggede,Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55185. Pesantren karanggede sendiri diresmikan pada tanggal 22 September 2017 yang di asuh oleh Ustadz Nasih Burhani dan sekarang dilanjutkan oleh Ustadz Faik Muhammad (Gus Faik) yang tak lain adalah cicit dari KH.Munawwir krapyak. Beliau didampingi oleh Ibu Nyai Siti Aminah yang merupakan istri sekaligus dosen Fakultas Dirasah Islamiyyah. Sampai saat ini, pesantren karanggede sudah memiliki puluhan santri yang terdiri dari santri putra dan putri  yang berasal dari penjuru Nusantara. 




           Berdirinya Ponpes UNU Jogja "lebih singkatnya" di proyeksikan dapat menjadi ruh yang diharapkan memperkuat dan mewarnai karakter pesantren bagi mahasiswa. Selain itu hadirnya Ponpes UNU Jogja merupakan komitmen UNU Jogja yang hadir sebagai lembaga keilmuan yang mendukung terwujudnya tatanan masyarakat berkeadilan dan demokratis atas dasar ahlussunnah wal jama'ah. Semangat yang dikembangkan dalam UNU Jogja berdasar tiga core values: menjembatani (bridging), melakukan inovasi (innovation) dan kontekstualisasi ajaran Islam didalam praktek kehidupan sehari-hari (kontextual). Yang perlu kita garis bawahi kekhasan yang dimiliki UNU Jogja dari perguruan tinggi lainya diantaranya:
        * Universitas berbasis nilai-nilai kepesantrenan
        * Universitas calon kader
        * Kurikulum berbasis sistem blok, dan
        * Universitas sociopreneurship

Mahasiswa yang sekaligus merangkap menjadi santri (MAHASANTRI) di Pesantren ini didorong untuk senantiasa mendalami ilmu agama disela -selanya belajar di kampus. Mulai dari shalat berjamaah, ngaji bandongan, Diniyyah, dan lain sebagainya. Dengan beberapa program yang dijadwalkan, fasilitas yang disediakan, kitab yang diajarkan, bahkan para Asatidz yang notabennya pengasuh pondok pesantren siap memberikan pelajaran kepada para santri yang haus akan ilmu agama. Semoga dengan Istiqomah apa yang sobat lakukan dapat menjadi kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar, agama, bangsa dan negara. Serta terus kibarkan bendera almamater agar menjulang tinggi sesuai apa yang dicita-citakan oleh para penggagas berdirinya Universitas Nahdlatul Ulama' Yogyakarta dan Jami'iyyah Nahdlatul Ulama' pada umumnya.

        Oke sobat, mohon maaf ya apabila terdapat kata-kata yang kurang bijak atau tidak sesuai dengan hati sobat, sampai bertemu di tulisan selanjutnya sobat literasi.....
      

"Bukan ilmu yang sepatutnya mendatangimu, tapi kalian yang sepatutnya mendatangi ilmu" (Imam Malik).



    

Comments