Posts

Showing posts from August, 2019

PESANTREN KARANGGEDE, PENCETAK KADER MAHASANTRI

Image
                 PESANTREN  KARANGGEDE, PENCETAK   KADER  MAHASANTRI oleh: Sigit Firdaus  Tafakkur IlaAlloh (Pesantren karanggede ) jika mendengar kata pesantren, apa yang muncul di benak Sobat. mungkin mayoritas akan membayangkan sebuah tempat yang dihuni banyak orang dengan peraturan yang sangat ketat dan jadwal pengajian yang padat, selain itu juga menerapkan sikap kepesantrenan didalamnya. Sobat tidak sepenuhnya keliru. Memang mayoritas pesantren menerapkan sistem seperti itu. Terutama di pondok pesantren tradisional. Menurut hemat saya, pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang  para siswanya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai dan memiliki asrama untuk menginap santri. Dari sekian banyak pesantren di indonesia, pernahkah sobat dengar Pesantren Karanggede? Mungkin belum pernah mendengarnya, atau bahkan baru ...

saat kau dipanggil

SAAT   KAU   DIPANGGIL     Karya: Sigit Firdaus Di detik, menit, dan jam yang bersamaan Dia terbaring diatas dipan berkasur putih. Tangan kirinya dililit oleh selang-selang bening yang mengerikan. Tulisan hijau di mesin berdengking naik dan turun. Berkedip lagi, naik turun lagi. Seluruhnya di pantau oleh orang-orang berseragam hijau dan bermasker. Semuanya nampak sibuk dengan peralatan masing-masing. Derap langkahku semakin cepat, cepat, dan tambah cepat suaranya memenuhi lorong rumah sakit yang sunyi. Aku telah sampai ruangannya, nafasku memburu, mungkin lelah karena sedari tadi aku berlari kencang dari pintu masuk sampai ke depan ruangan ini. tinggal selangkah, tinggal selangkah lagi aku masuk kedalam ruangan berkaca dengan tulisan ICU, ke dalam bilik orang yang akan aku tengok. “Maaf Dik, anda dilarang masuk ke ruangan.” Hela seorang perawat di depan pintu. “Kenapa? Aku hanya ingin bertemu Ayah” tandusku, “Aku ingin menemuinya, Aku ingin berada di ...

saat kerinduan itu datang

SAAT   KERINDUAN   ITU   DATANG Karya: Sigit Firdaus                                                       Aku berdiri terdiam di stasiun ini. Berusaha mengabaikan suara-suara bising dari keramaian jalanan. Sebenarnya Aku takut, tapi Aku mencoba untuk menguatkan hati. Kututup kedua mataku, untuk mengingat-ingat dirimu. Aku igat saat itu. Senyumnya, tatapan teduhnya, tawa lepasnya, semua tentangnya. Aku ingat, setiap menit yang kita lalui. Dia sangat berarti bagiku, namun nampaknya takdir belum mengizinkan kita bersatu. Terkadang Aku berpikir, buat apa Tuhan mempertemukan dua orang namun setelah itu berpisah? Sakit. Semuanya sudah Aku rasakan, tangisan, dan tawa itu. Dengan hati-hati Aku langkahkan kakiku,...