Syukuri Apa Yang Ada

                                            

                 SYUKURI APA YANG ADA
                               By: Sigit Firdaus



    
          Dalam kehidupan sehari-hari, ada dua hal berbeda yang silih berganti yaitu kesenangan dan kesusahan. Menurut beberapa orang, kalau hidup itu indah karena adanya perbedaan tersebut. Coba kita bayangkan andai saja seseorang selalu merasakan kesenangan terus menerus atau sebaliknya selalu merasakan kesusahan terus, tentu bukan sesuatu yang baik kan ?
Sebaliknya kita merasakan kesusahan maka ingatlah bahwa suatu saat akan ada kesenangan. Sebelum kita menjelaskan mengenai bersyukur itu sendiri, apa sih yang dimaksud bersyukur ?

           Bersyukur merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk berterima kasih atas segala limpahan nikmat yang telah Allah SWT berikan.
Maka selalu bersyukur jika kita diberi suatu nikmat Allah SWT, tidak memandang nikmat itu banyak atau sedikit. karena orang yang selalu bersyukur niscaya Allah SWT akan menambah kenikmatan tersebut. Orang yang bersyukur dapat dikatakan orang tersebut tidak kufur pada nikmat yang telah diberikan Allah SWT, karena hakikatnya orang yang bersyukur akan selalu menerima segala hal yang ia rasakan.
          
       Rasa syukur yang hakiki di bangun di atas lima pondasi utama dan barang siapa yang dapat merealisasikannya, maka dia adalah seseorang yang bersyukur dengan benar. Lima pondasi tersebut adalah:
  •     Merendahnya orang yang bersyukur dihadapan yang dia syukuri (Allah SWT).
  •     Kecintaan terhadap Sang pemberi nikmat (Allah SWT).
  •     Mengakui seluruh kenikmatan yang Dia berikan.
  •     Senantiasa memuji-Nya atas segala nikmat tersebut.
  •     Tidak menggunakan nikmat tersebut untuk sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT.  
  
            Dengan demikian syukur merupakan bentuk pengakuan atas nikmat Allah SWT, merupakan bentuk pengakuan atas nikmat Allah SWT, dengan penuh sikap kerendahan serta menyandarkan nikmat tersebut kepada-Nya, memuji Nya dan menyebut-nyebut nikmat itu, kemudian hati senantiasa mencintai-Nya, anggota badan taat kepada-Nya serta lisan tak henti-henti menyebut nama-Nya. 

      Kalian tau nggak, bagaimana ciri orang-orang yang senantiasa bersyukur ?
  
Menurut penelitian, ada beberapa ciri-ciri orang yang bersyukur:
  1. Wajahnya indah 
            wajah yang indah adalah wajah yang teduh, sedap dipandang mata, atau dalam istilah lainnya disebut sebagai wajah alhamdulillah. Wajah ini selalu lapang dalam menerima setiap keputusan dari Allah SWT, manis ataupun pahit. Kebalikannya adalah wajah yang masam. Wajah ini karena jarang mensyukuri nikmat Allah SWT, dan selalu merasa kurang dalam hidupnya. Sehingga ia selalu mencari dan mencari lagi untuk memuaskan nafsu dunia yang tak habis-habis. Ibarat meneguk air laut, makin banyak akan makin kehausan.

      2. Lidahnya fasih

              juga bukan berarti dia fasih melafalkan bahasa inggris yang was-wes-wos, tetapi lebih jauh fasih berarti kata-katanya adem bagai berteduh dibawah pohon beringin. Setiap kata yang keluar dari lidahnya adalah nasihat dan orang tak bosan untuk mendengarkannya, bahkan akan selalu ingin mendengarnya.
kebalikannya adalah lidah yang kotor. ibarat teko, apa yang keluar adalah apa yang ada didalam teko. Jika yang didalam teko adalah kopi hitam, hati yang tak pernah puas, selalu merutuk, maka yang keluar juga akan hitam, kata-kata kotor, tak bermanfaat, mencaci-maki, dan tiada berfaedah sama sekali.

        3. Hati yang bertaqwa

               Tanda-tandanya adalah apapun yang ia lakukan adalah karena Allah SWT. Hanya ridho Allah SWT, yang ia inginkan. Bukan puji-pujian dari manusia, anggap sajalah pujian itu sebagai bonus didunia. Hatinya terpaut dengan Allah SWT, dan penuh terisi dengan Allah SWT, apapun yang ia alami didunia, dia yakin Allah SWT, ada dibalik semua kejadiandan pasti ada tujuan.
Kebalikannya adalah hati yang bebal, hati yang inkar dengan Allah SWT. Dia tidak memerlukan Allah SWT, karena dia hanya yakin apa yang diperolehnya adalah karena usahanya, tanpa campur tangan Allah SWT. Hati yang seperti ini tentu saja hitam, gelap, tanpa cahaya. Dia tak akan menemui kebenaran dalam hidupnya.

        4.  Tangan yang dermawan

                   Jangan disamakan dengan "Ringan Tangan" karena sangat jauh berbeda dengan makna tangan yang ringan. Disini maksudnya dia suka sekali membantu sesama, suka menolong, tanganya begitu ringan memberikan bantuan, entah itu tenaga, pikiran, ataupun harta. Dia begitu ikhlas membantu meskipun tanpa imbalan. Dia yakin bahwa sekecil apapun yang ia perbuat bagi kebaikan orang lain, maka Allah  akan membalas dengan pahala dan surga.
Kebalikannya adalah berat tangan. Ya, istilah baru mungkin bagi orang yang sangat pelit tenaga, pelit pikiran, dan pelit harta. Dia tak mau mengeluarkan bantuan, sangat pelit tenaga, pelit pikiran, dan pelit harta. Dia tak mau mengeluarkan bantuan untuk dijalan Allah. Dia lebih suka menyimpanya untuk diri sendiri atau parahnya untuk memuaskan diri sendiri dengan berfoya-foya tanpa mau berbagi dengan yang lain.


             Sebenarnya, jika di kaji lebih dalam makna bersyukur akan jauh lebih luas lagi, bukan hanya dalam beribadah namun dalam segala hal yang berkaitan dengan kehidupan didunia ini. Begitulah bersyukur, jika dijabarkan mungkin tidak akan pernah ada habisnya. Karena banyak sekali makna yang terdapat dalam kata bersyukur.Mungkin itu saja ilmu yang bisa saya berikan, apabila ada kesalahan dalam pengucapan mohon dimaafkan. Mudah-mudahan kita semua tergolong orang-orang yang pandai bersyukur. Sehingga Allah pun tak segan-segan untuk menambah nikmat kita didunia, maupun diakhirat.
Ingat, rejeki bukan saja soal uang dan harta, tetapi kesehatan itu juga rejeki, keamanan dan keselamatan itu juga rejeki. nikmati hidup dijalan Allah karena itulah semanis-manisnya jalan meski banyak rintangan.

                      Sampai jumpa di bacaan yang berikutnya..........

                                                                                               Yogyakarta, 26 April 2019
                                                                                                   
                                                                                                Pesantren Mahasiswa
                                                                                                  Universitas Nahdlatul Ulama'
                                                                                                 Yogyakarta






























Comments